Ia hanya seorang seniman kecil tanpa nilai, yang mimpinya dihancurkan. Sejak saat itu seniman kecil itu tak pernah mau berbagi mimpinya, hingga suatu hari Ia benar-benar lupa akan mimpinya dan menjalani hidup hanya untuk bernapas lalu akhirnya mati dengan sendirinya.
Ia hanyalah anak kecil yang mempunyai berjuta-juta mimpi yang sangat besar, namun akhirnya hancur karena keegoisan orang tuanya. Sekarang dia sudah dewasa namun mirisnya dia tetap terbayang-bayang akan masa lalunya. Orang tuanya selalu ingin Ia pintar dalam hal akademis, padahal dia lebih unggul dalam hal non-akademis. Namun pemikiran kolot orang tuanya, membuat semua mimpinya hancur.
Panggil saja dia Natta, selalu diremehkan oleh orang lain dan tidak memiliki cita-cita lagi. Hidupnya monoton, Ia tidak ingin mati namun juga tidak ingin hidup. Natta tidak ingin mati karena Ia tidak mau bertemu dengan orang tuanya di sana, namun Natta juga tidak ingin hidup karena Ia sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi.
Namun masih ada orang yang menjadi tujuan untuk Natta bertahan hidup. Sosok itu begitu sempurna, sosok yang selalu ada untuk Natta. Ketika Natta mendengar banyak bisikan-bisikan yang tidak jelas dan membuatnya frustasi, dan ketika Natta berada di tengah keramaian dan ketakutan, sosok itu selalu ada dan mendekap Natta dengan erat seraya berkata "It's okay I always here Natta". 1 kalimat yang selalu bisa menenangkan Natta dan membuat Natta nyaman. Orang itu adalah Kent sosok yang sempurna dan tidak ada cela, berbanding terbalik dengan Natta yang begitu rusak dan gila.
Aku selalu bertanya kepadanya " Bagaimana dengan dunia jika aku nanti mati Kent? " dan Kent akan menjawab "Jika nanti kamu mati pun, dunia akan tetap berjalan dengan normal. Manusia tetap menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kamu tidak sepenting itu bagi dunia, karena kita di dunia ini hanya menumpang saja. Jika sudah waktunya kita akan pergi dari dunia yang penuh lika-liku ini. Namun satu hal yang pasti kamu berharga bagi aku Natta, jadi jangan pernah pergi" dengan realistisnya berkata. Jawaban yang begitu realistis namun manis dan membuat jantung Natta berpacu dengan cepat. Natta kembali bertanya "Mengapa dunia ini begitu kejam dan tidak adil bagi ku Kent? " Kent hanya diam selama 5 menit sambil terus memandangku dengan dalam, hingga akhirnya tidak ada jawaban yang keluar melainkan hanya sebuah pelukan hangat yang Kent berikan bagi Natta.
Terkadang yang kita butuhkan bukanlah sebuah kata-kata, melainkan sebuah pelukan hangat dari orang lain.
0 comments:
Posting Komentar